Hindari Merendahkan Anak
By Admin
23:52
0
Oleh Hj. Mahmudah, M.Pd.
Seorang anak yang berumur 4 tahun meminta izin kepada orang tuanya untuk ke kamar mandi di rumah bibinya. Tetapi, ibunya tidak memenuhi permintaannya, hingga ia mengulangi meminta izin. Dan, berulang kali pula ibunya tidak mengizinkan sampai anak itu kencing di celananya. Namun, ibunya malah membiarkannya dan meminta orang-orang di rumah untuk menertawakan anak kecil yang malang tersebut.
Salah seorang anak menceritakan tentang perasaan malunya kepada temannya bahwa gurunya berkata kepadanya ketika jam pelajaran olah raga. “Kenapa kamu duduk begitu seperti sedang buang air besar?”
Tindakan orang tua (di rumah) dan guru (di sekolah) di atas tidak dibenarkan, karena telah mempermalukan (melukai perasaan) anak di depan orang banyak. Hindarilah tindakan mempermalukan anak di depan umum. Alih-alih meluruskan perilaku anak, tapi justru anak akan kembali mengulangi kebiasaan buruknya. Anak akan merasa sudah terlanjur dipermalukan, jadi sekalian dilanjutkan kebiasaan buruknya.
Sesungguhnya perasaan dipermalukan akan menjadikan anak semakin “nakal” sehingga menyebabkan kedua orang tuanya di rumah kewalahan menghadapi, dan gurunya di sekolah sulit mengendalikannya.
Rasulullah SAW melarang seseorang merendahkan atau mencaci orang lain. “Mencaci seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah sebuah kekafiran.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah).
Dalam hadits yang lain, “Jagalah diri dari neraka meski dengan satu belah korma, seandainya tidak menemukannya, maka dengan perkataan yang baik.” (HR Bukhari-Muslim).
Dalam sabdanya yang lain, “Tidaklah termasuk seorang mukmin orang yang suka mencaci, melaknat, berkata keji, dan menyakitkan.” (HR Tirmidzi).
Rasulullah SAW pernah menasehati Mu’adz bin Jabal, “Apa lagi yang membuat orang ditarik mukanya di neraka kalau bukan akibat dari lidah mereka.” (HR Tirmidzi).
Oleh karena itu, wahai para orang tua dan guru, “Berkatalah kepada manusia dengan perkataan yang baik.” (QS Al-Baqarah [2]: 83).
Mulai detik ini, mari kita perbaiki cara mendidik kita agar upaya menyiapkan generasi unggul dapat terwujud. Semoga.[HK]