Keutamaan Penghafal Al-Quran
By Admin
18:45
0
KEUTAMAAN PENGHAFAL AL QUR’AN
Oleh : Darwin Robbany
“Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran (Al - Qomar : 54)
Adakah seorang muslim yang tidak ingin hafal Al- Quran? secara jujur, pastilah setiap muslim mengiginkanya. Jaminan kebahagian hidup di dunia dan di akhirat terpampang jelas bagi mereka yang ikhlas dalam menghafalnya.
Keutamaan Ahlul Quran dalam Untaian Firman Allah :
1.Firman Allah SWT :
“ Orang–orang yang telah kami berikan Al- Kitab (Al Quran) kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al Baqarah : 121)
2. Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada ( jalan ) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang beramal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (Al - Isra’ : 17)
3. Firman Allah SWT :
“Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang- orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang- orang yang zhalim selain kerugian”. ( Al – Isra’ : 18 )
4. Firman Allah SWT :
“Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepada kamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus, dan sesungguhnya Al Quran itu benar–benar adalah suatu kemulian besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggung jawaban”.(Az- Zukhruf : 43)
Pembaca yang budiman, ayat yang memiliki arti dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemulian besar bagimu dan bagi kaummu…” Maksudnya adalah kemulian dan ketinggian derajat bagi setiap orang yang menghafal Al Quran.
Keutamaan Ahlul Quran dalam Untaian Hadist Nabawi
1. ‘Utsman RA menyebutkan bahwa Nabi SAW bersabda : “Sebaik- baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari).
2. ‘Aisyah RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Orang yang mahir membaca Al Quran bersama As- Safarah Al-Kiram Al- Bararah ( para rasul dan malaikat ), dan orang yang membaca, (Hisyam berkata) dan dia terbata-bata, (Syu’bah berkata), dan dia merasa kesulitan, maka baginya mendapat dua pahala”. (HR. Bukhori & Muslim)
3. Abu Musa Al- Asy’ari RA mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda : “ Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah Utrujah, rasanya enak dan baunya harum, dan permisalan orang mukmin yang tidak membaca Al- Quran seperti buah kurma, rasanya manis tapi tidak memiliki aroma, dan permisalan orang munafiq yang membaca Al Quran seperti buah raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit, dan permisalan orang munafiq yang tidak membaca Al quran sama seperti buah hanzhalah, tidak memiliki aroma dan rasanya pahit”. ( HR. Bukhori & Muslim)
4. Ibnu Abbas RA mengatkan bahwa Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya orang yang tidak terdapat dalam rongga mulutnya sesuatupun dari Al-Quran seperti rumah yang roboh”. (HR. At-Tirmidzi)
5. Mu’adz bin Anas RA menyebutkan bahwa Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang membaca Al Quran dan mengamalkannya maka akan dipakaikan kepada kedua orangtuanya mahkota yang sinarnya lebih terang daripada sinar matahari di dunia pada hari kiamat nanti, kalaulah sekiranya ada bersama kalian, maka apa perkiraan kalian tentang orang yang mengamalkan Al Quran?” (HR. Ahmad, Abu Daud, Al Baihaqi dan Al Hakim)
Setelah kita mengetahui ayat-ayat dan hadist-hadist tentang keutamaan Al-Quran dan para penghafalnya yang tercantum di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa Al Quran adalah hidayah, pengobat, rahmah, dan bentuk perdagangan yang tak akan merugi. Ia juga mengangkat kita untuk bisa bersama dengan As- Safarah Al-Kiram Al-Bararah (Para Rasul dan Malaikat)
Dengan Al- Quran, Allah SWT mengangkat derajat penghafal Al-Quran serta memakaikan kepada kedua orangtuanya, mahkota yang sinarnya lebih terang daripada sinar matahari. Maka dari itu, bagaimana halnya dengan para penghafal itu sendiri?
Al-Quran dalam setiap hurufnya bernilai satu kebaikan dan setiap kebaikan itu bernilai sepuluh kebaikan yang semisalnya.
Jika kita membaca : “Bismillahirrohmaanirrohiim”. Ini Artinya kita mendapat 19 kebaikan dan sepuluh kali lipat semisalnya, yaitu 190 kebaikan. Coba perkirakan bagaimana halnya dengan orang yang membaca surat Al fatihah? Juga bagaimana pula dengan orang yang membaca surat Al Baqarah? Terlebih lagi dengan orang yang membaca Al-Quran lengkap seluruhnya, dia hafal sekaligus mengamalkannya?
Tidakkah kita ingin jika Al-Quran yang agung ini menjadi syafa’at bagi kita di dalam kubur dan hari kiamat kelak, kemudian ia menggandeng tangan anda dan memasukan kita ke dalam surga?
Tentunya kita semua akan mau menjawab ‘Ya, benar’. Akan tetapi, hendaknya ini bukan sekedar angan-angan belaka, tetapi harus dibarengi dengan kerja keras. Karena sesungguhnya, barang dagangan Allah itu mahal, sedangkan barang dagangan Allah itu adalah surga.
Sebab-Sebab Yang Membantu Kita Dalam Menghafal Al-Quran :
1. Berdo’alah
Allah SWT berfirman : “Dan Rabbmu berfierman, berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan do’amu”. ( Al Mukmin : 60 )
2. Bertawakal Kepada Allah
Allah SWT berfierman : “Dan yang memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Sungguh, berangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluanya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakinya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Ath-Thalaq : 3 )
3. Mengikhlaskan Niat
Hendaklah kita menghafal Al-Quran, ikhlas hanya karena Allah SWT dan mengharapkanbalasan dan pahala dariNya. Karena Allah tidak akan menerima suatu amalan pun, kecuali sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas karena mengharap ridhaNya. Allah SWT berfirman : “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” ( Al Bayyinah : 5)
4. Menjalankan Kewajiban dan Menjauhi Perbuatan Maksiat
Tunaikanlah segala bentuk amalan fardhu pada waktunya yang telah ditetapkan, serta menjauhakan diri dari segala maksiat yang dimurkai Allah SWT. Apabila terjerumus ke dalam kemaksiatan, segeralah bertaubat kepada Allah SWT. Ketahuilah ! Al-Quran tidak akan pernah dikaruniakan kepada para pelaku maksiat.
5. Mencintai Al-Quran Sepenuh Hati
Hendaknya Al-Quran lebih kita cintai dari dunia dan seisinya. Karena hal tersebut merupakan salah satu factor terpenting yang membantu kita menghafal Al-Quran. Selain itu hendaknya kita juga beusaha keras untuk mencapai keyakinan yang agung ini.
6. Menghafal Al-Quran dari Mushaf Satu Cetakan
Salah satu sebab yang bisa memperkuat hafalan kita adalah hendaknya kita menghafal dari mushaf dalam satu cetakan yang sama, dan tidak mengganti-ganti bentuk mushaf AL-Quran yang kita hafal.
Jika kita tetap konsisten dengan satu bentuk mushaf, maka bentuk dan posisi ayat dalam mushaf akan terekam dengan baik, dalam benak kita. Karena manusia menghafal dengan pengelihatan seperti juga halnya pendengaran.
7. Tidak Menunda-nunda Waktu (At- Taswif) untuk Memulai Menghafal
Hindarilah kebiasan menunda-nunda pekerjaan seperti ketika kita mengatakan, “ saya baru akan memulai menghafal Al- Quran pecan depan, bulan depan, atau setelahselesai masalah yang ini dan itu…”. Sesungguhnya sikap menunda-nunda ini merupakan pekerjaan setan.
8. Membantu Menguatkan Hafalan dengan Shalat
Allah SWT berfirman : “ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagi penolongmu….” ( Al Baqarah : 153)
Shalat merupakan sebab terpenting yang dapat menguatkan hafalan kita. Sesunggunhnya, manusia tidak akan hafal Al-Quran kecuali apabila dia menegakkanya pada siang dan malam hari. Sebagaimana sabda Nabi SAW : “ Apabila orang yang hafal Al-Quran berdiri (membacanya), kemudian dia membacanya pada malam dan siang hari niscaya dia tetap mengingatnya, dan jika dia tidak berdiri (membacanya) niscaya dia akan melupakannya”. (HR. Muslim)
Maka mintalah pertolongan kepada Allah SWT dan perbanyaklah mendirikan shalat ! Bacalah apa yang telah di hafal ketika mendirikan shalat, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Metode – Metode Menghafal Al Quran :
Metode Pertama: Metode Menghafal beberapa ayat atau satu ayat. Yaitu hendaknya seorang penghafal membaca satu ayat dengan bacaan yang benar sebanyak 2 atau 3 kali, kemudian memperdengarkan ayat ini kepada orang lain.
Metode kedua: Metode dengan penghafalan satu halaman dibagi menjadi tiga bagian. Ayat yang terdapat pada tiap bagian, dibaca berulang kali sampai hafal. Dan jika ketiga bagian telah dihafal, maka ketiga bagian itu disambung satu sama lainnya ( sehingga menjadi satu halaman ). Dengan metode ini hubungan ayat satu sama lainnya akan sempurna, dengan cara yang lebih baik.
Metode ketiga: Metode dengan menghafal satu halaman sekaligus. Metode ini mirip dengan metode sebelumnya, tapi targetnya adalah satu halaman penuh. Maksudnya adalah hendaknya seorang yang ingin menghafal membaca satu halaman secara sempurna dari awal sampai akhir, dengan bacaan yang benar dan pelan, sebanyak 2 atau 3 kali menurut kecepatan dan kemampuan tiap orang dalam menghafal
Metode Efektif untuk Mempertahankan Hafalan dalam Waktu Lama :
Barangsiapa yang ingin menghafal Al Qur’anul karim dengan ingatan yang bertahan dalam waktu lama, maka hendaknya ia mengikuti apa yang diajarkan para penghafal al quran diTurkiy. Yaitu pada hari pertama, menghafal halaman pertama dari juz pertama. Pada hari kedua, menghafal halaman pertama dari juz ke dua. Begitulah seterusnya sampai sempurna semua halaman pertama dari semua juz. Ketika halaman pertama telah di hafal semua, maka kemudian menghafal halaman kedua dari juz pertama, kemudian hari berikutnya halaman kedua dari juz kedua. Begitulah seterusnya sampai dapat mengkhatamkan Al quran.
Syarat yang harus dipenuhi oleh para penghafal Al-Quran :
Pertama :
Membaca dengan Benar, yaitu dengan memperbaiki Makhraj, mengakuratkan harakat, mengakuratkan kata, mencermati akhir ayat dengan sunguh-sunguh.
Kedua :
Hafalan yang kuat. Hafalan yang baru haruslah menjadi hafalan yang kuat, yang tidak terdapat kesalahan di dalamnya dan tidak membaca Al-Quran dengan terbata-bata.
Ketiga :
Memperdengarkan hafalan kepada orang lain
Keempat :
Mengulang-ulang dalam waktu yang berdekatan
Kelima :
Mengabungkan halaman yang baru dihafal dengan halaman sebelumnya yang berdekatan
Wallahu ‘alam Bish shawab
Refrensi :
Khairu Mu’in fi hifzhil Quran ( Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi )
Kaifa Tahfzhul Quran (Abdussalam Adindani )
Telah diterbitkan pada buletin Tarqiyah
Edisi ke-5, 17 Rabiul Awal 1433 H